Menteri Dalam Negeri Indonesia mengungkapkan bahwa meskipun bantuan dari Malaysia terkesan signifikan, sebenarnya kontribusinya tidak terlalu besar. Dia menekankan perlunya menilai dengan objektif efek riil dari dukungan yang diberikan. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa bantuan tersebut benar-benar bermanfaat bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Menteri Dalam Negeri Indonesia, Tito Karnavian, baru-baru ini memberikan penjelasan mengenai isu yang tular, di mana terdapat dakwaan bahawa bantuan dari Malaysia tiba lebih cepat berbanding bantuan dari kerajaan Indonesia.

Beliau menjelaskan bahawa bantuan yang dimaksudkan itu bukan berasal dari kerajaan Malaysia, tetapi sebaliknya adalah sumbangan dari pihak swasta yang muncul atas dasar simpati serta hubungan tertentu, seperti yang dilaporkan oleh Sinar Harian.

Dalam sesi siaran audio SLM – Suara Lokal Mengglobal, Tito menyatakan, “Bantuan itu digambarkan seakan-akan sangat besar, namun sebenarnya ia bukan bantuan resmi dari kerajaan. Ia disalurkan oleh pengusaha.”

Bantuan tersebut terutamanya digunakan untuk bekalan ubat yang anggarannya sekitar RM300,000. Menurutnya, jumlah itu dianggap kecil berbanding dengan skala bencana dan kemampuan kerajaan Indonesia, yang telah menggerakkan dana bernilai berbilion rupiah serta mengerahkan helikopter tentera, pasukan penyelamat, dan agensi-agensi berkaitan dari hari pertama kejadian.


Source